“Ah, aku tidak tertarik Bud, aku juga kemarin tidak niat-niat banget mengirimkan aplikasi,”Jawab Johan
“Dasar aneh anak ini, aku ga mengerti jalan pikiranmu. Bulan lalu kamu menolak pertukaran mahasiswa ke Cambridge, orang-orang pada nangis melihat perilakumu, Jo,” sanggah Budi
“Ah masa sebegitunya?” Ucap Johan singkat
“ Orang setengah mati pengen kuliah ke luar negeri, kamu seolah-olah ga butuh,” kata Budi kesal.
“ Nanti kalau cocok aku berangkat juga Bud, santai saja,” jawab Johan.
Johan memang dikenal anak yang cerdas, indeks prestasinya tak pernah turun dari angka 4. Tak hanya itu, dia sangat aktif di berbagai kegiatan organisasi. Johan juga dikenal sangat ramah kepada semua orang. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang menunggu kelulusannya untuk diajak bekerja. Dalam dan luar negeri. Tapi hampir semua tawaran itu tidak dihiraukannya. Kawan-kawan Johan juga tak pernah tahu apa alasan yang melatarbelakanginya. Dia selalu ditanya tentang cita-citanya, tapi tak pernah terjawab dengan tuntas. Ngalor Ngidul ke sana kemari tapi tak pernah menjawab penasaran kawan-kawannya selama ini.
“Aku juga ga pernah paham kenapa semua tawaran-tawaran itu ditolak. Kemarin aku baru tahu bahwa dia menolak tawaran kerja di Dubai denan gaji 70 juta sebulan,” tanggap Reni.
“ Apa? 70 juta?” Budi memastikan.
“ Iya 70 Juta plus apartemen dan kendaraan,” lanjut Reni.
“Emang gila, beasiswa ditolak, tawaran kerja ditolak, apa maunya sih, orang di Indonesia ini sedang pada susah nyari pekerjaan. Banyak yang menganggur, andai aku bisa tukar hidup sama dia,” lenguh Budi.
“ Sebenarnya bukan urusan kita sih Bud. Tapi terus terang aku juga penasaran sekali , apa yang menyebabkan Budi seperti itu,” jawab Reni.
“ Kamu punya rencana Ren untuk menjawab rasa penasaranmu?” Tanya Budi.
“ Oh gini saja, sebulan lagi Johan ulang tahun, kita buat perayaan kecil-kecilan . Lalu kita undang dia, di situlah kita todong bersama teman-teman lain, apa sebenarnya alasan dia menolak semua tawaran,” jelas Reni.
“ Wah ide bagus, kalau diundang ke pesta dia tidak akan nolak, tapi apa dia mau jawab pertanyaan kita?” tanya Budi.
“ Kita coba saja,” jawab Reni.
Johan hanya mengangguk, tersenyum dan penuh penasaran.
“ Jo, kami ingin kamu menjawab : Kenapa kamu menolak semua tawaran beasiswa kuliah ke luar negeri dan pekerjaan pekerjaan yang menakjukban itu?” Budi.
“ Apakah kalian benar-benar ingin tahu?” tanya Johan
“Pengen,” semua orang serempak menjawab
“ Baiklah, aku akan menjawabnya. Begini, aku ini adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Kakakku yang pertama adalah seorang pengacara sukses dan bekerja di Jakarta. Dia pulang 2 bulan sekali kadang tak pasti. Sedangkan kakakku yang kedua, bekerja di perminyakan lepas pantai Kalimantan. Bahkan dia jarang sekali pulang ke rumah. Di rumah aku hanya tinggal bersama ibuku, yang sudah lanjut usia. Tawaran-tawaran yang Budi sebutkan tadi, sebenarnya tak lebih berharga bagiku daripada merawat Ibuku yang telah renta. Aku memang anak terakhir tapi rasa sayangku kepada ibu takkan pernah berakhir,”jawab.
Komentar
Posting Komentar